Hetalia is Hidekaz Himaruya’s
Fill Your Heart ©
2014 by MizuRaiNa
Hetalia fanfiction // Russia x Prussia //
Romance // Ficlet // Fluff, maybe?
For Ai
Akina Kyuya , #3 of #365StoriesProject
..
“Gil,
menurutmu, aku ini seperti bunga apa?”
“Well,
menurutku, kau seperti bunga matahari.”
..
Langit biru berhiaskan sedikit awan-awan putih
yang menyebar tak merata. Matahari telah tergelincir hingga sepertiganya lagi
tenggelam di garis horizontal. Di atas rerumputan hijau yang dinaungi sebuah
pohon besar, terdapat dua manusia yang menenggelamkan diri dalam keheningan
masing-masing—kelopak mata tertutup dan telapak tangan dijadikan bantalannya.
Seorang pemuda beriris lavender membuka matanya. Tiba-tiba
di benaknya terbesit sebuah pertanyaan. “Gil, menurutmu, aku ini seperti bunga
apa?”
Pemuda di sampingnya mengerutkan dahinya, tanpa
membuka kelopak matanya. Ia merasa heran, ada angin apa sahabatnya itu bertanya
suatu hal yang aneh seperti itu? “Hm ... apa ya? Bunga di tepi jalan yang
terlindas truk lalu terbang tertiup angin.”
“Aku serius.”
Sontak, mata pemuda bersurai perak itu membuka
mata lebar-lebar. Katanya tadi, ia serius? Ia melirik pemuda di sampingnya yang
sedang menatap lurus langit itu. “Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?
Seperti bukan kau saja. Tak awesome.”
“...” Tak ada jawaban. Pemuda bernama Ivan itu
terlalu enggan untuk menjawab pertanyaan Gilbert. Pertanyaannya di awal
pembicaraan ini juga belum dijawabnya. Untuk apa menjawab pertanyaan yang
dijawab dengan pertanyaan juga?
Gilbert menarik napas panjang, mengeluarkannya
secara perlahan. “Well, menurutku,
kau ... seperti bunga matahari.”
“Alasannya?” tanya Ivan dengan intonasi datar,
masih sibuk menatap riak-riak gumpalan putih yang berarak.
“Bunga matahari identik dengan bunga yang ceria.
Sama denganmu yang sering tersenyum itu.” Jeda sesaat untuk mengambil napas.
Bibirnya membentuk seulas senyum getir yang tipis. “tapi ... sepenarnya bunga
matahari bunga yang rapuh. Ia bisa hidup sendiri tanpa banyak yang melihat.
Menandakan ketegaran. Mencoba ceria dalam kesendirian. Bunga yang tegar dalam
kerapuhannya ...” Pemuda beriris merah darah itu berhenti sejenak. Ia tersenyum
hambar. Dirinya sendiri sungguh tak percaya bisa menjelaskan sepanjang itu.
“...”
“... kenapa jadi mellow begini sih? Sungguh tak awesome,”
lanjutnya. Ia menggeleng pelan, menghapus daftar alasan ‘karena Ivan lah dia
bisa berbicara atau bertindak di luar karakternya’ dari pikirannya.
Mendengar, menyimak, dan meresapi perkataan pemuda
bersurai perak itu Ivan mengarahkan pandangannya pada pemuda itu. “Kau ingin
bilang, aku rapuh?”
Lavender bertemu dengan crimson. Sang crimson dapat
melihat kerapuhan di balik iris lavender yang ditatapnya. Gelap dan suram. “Kurang
lebih err, seperti itu,” katanya, berusaha menampakkan cengiran di bibirnya
tapi tetap saja terlihat kaku.
“Maka ... temani aku dalam kesendirianku.”
Hening sesaat.
Angin yang berembus dan ranting-ranting yang
berderit seketika terdengar jelas di telinga.
“Hah? Kau bilang apa tadi?” Gilbert mendudukkan
dirinya. Ia membenarkan rambut peraknya yang acak-acakkan sembari menatap Ivan
dengan tatapan tak percaya.
Apa indra pendengarannya telah rusak? Atau
jangan-jangan, delusi desau angin lah yang berbisik di telinganya? Well, tak
mungkin.
“Tidak. Lupakan saja.” Ivan mulai mengatupkan
kembali kelopak matanya, meresapi angin sore yang berembus pelan membelai
wajahnya.
Gilbert tersenyum, ia membaringkan kembali
tubuhnya di samping pemuda itu. Kelopak matanya mulai mengatup, tanpa
sedikitpun mengendurkan senyuman di bibirnya. “Tenang saja, aku ... akan selalu
ada untukmu.”
Mengisi hatimu, menemanimu
dalam kesendirianmu ... tambah
pemuda bersurai perak dalam hati.
Dan, pemuda beriris lavender itu melengkungkan
sudut-sudut bibirnya ke atas. Awan-awan stratus tak lagi tampak di langit. Baru
kali ini, ia bisa tersenyum setulus itu. Baru kali ini, hatinya setentram
langit biru yang cerah.
.
.
.
—FIN
Aii, maaf ya cuma begini
doang. Maaf kalau gaje hiks :”(
Semoga kau suka ya XD
Btw, yang baca jangan lupa
tinggalin review yaa~ :D
.
Regards,
MizuRaiNa